Siapa yang sering dengar kata Bela Negara?
Sebenarnya apas sih itu Bela Negara? Buat yang belum tahu Bela negara adalah sebuah sikap dan perilaku yang dilandasi dengan semangat patroitisme seseorang, kelompok, atau seluruh komponen berdasarkan Pancasila dan UUD 45, dalam kepentingan mempertahankan eksistensi serta menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara seutuhnya.
Nah, Kemarin gue menghadiri sebuah acara yang diadakan di Wayang Bistro tepatnya di lantai 3 Kota Kasablanka Jakarta ini dihadiri oleh:
- Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M.Si. – Dirjen Pothan, Kemhan, Republik Indonesia
- Brigjen TNI. Tandyo Budi Revita, S.Sos. – Direktur Bela Negara, Ditjen Pothan Kemhan, Republik Indonesia
- Karina Nadila – Artis dan Putri Pariwisata Indonesia 2017
- Dimas Beck – Artis dan Pemerhati HIV/AIDS

Karina Nadila dan Dimas Beck mengampanyekan kegiatan yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh Direktorat Bela Negara di bawah naungan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik
Sebelum memulai acara untuk mewujudkan cinta tanah air, tentunya menyanyikan lagu kebangsaan kita yaitu Indonesia Raya. Hayooo ada yang lupa gak nih? Pasti udah pada hafal kan yaaaa? Nah, selanjutnya dilanjutkan dengan Mars Bela Negara. Eh tunggu dulu deh, emang ada ya Mars Bela Negara? Ternyata adalah gengs!! Mars Bela Negara dibuat oleh Drs. Dharma Oratmangun, dan berikut lirik dari Mars Bela Negara:
Bangunlah s’luruh bangsa Indonesia
Hadapi tantangan dan cobaan
Raihlah cita-cita yang mulia
Indonesia makmur dan sentausa
Walau berbagai suku dan agama
Ragam budaya serta golongan
Satu untuk semua, semua untuk satu
Jayalah Indonesiaku tercinta
Reff:
Persatuan dan kesatuan
Negara Republik Indonesia
Undang-undang dasar empat lima
Pancasila dasar negara
S’luruh rakyat wajib bela Negara
Songsong hari esok makmur sejaht’ra
Selanjutnya ada tagline yaitu Ayo Bela Indonesiaku. Tagline tersebut kampanye untuk membela negara yang bertujuan menggerakkan masyarakat terutama Generasi Y dan Generasi Z untuk tetap menjaga semangat bela negaranya tetap bergelora dan menyala.
Kampanye Ayo Bela Indonesiaku ini diinisiasi, dikembangkan, serta dilaksanakanoleh Direktorat Bela Negara dibawah naungan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI.
Bela negara sendiri memiliki tujuan untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman, menjaga keutuhan wilayah negara, serta mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sehingga identitas dan integritas bangsa/negara tetap terjaga.
Dan untuk Bela negara itu tidak akan pernah selesai loh, karena ancaman pasti akan terus datang. Dan hal ini bukan cuma Indonesia tapi di semua negara. Pola bela negara sudah berubah di generasi millennials. Kalau dulu angkat senjata dan ikut perang, sekarang juga, tapi berbeda makna seperti yang aku bilang sebelumnya. Kita semua bisa bela negara melalui profesi, seperti menyampaikan berita-berita baik lewat blog. Berita di media massa yang tidak berisi adu domba, itu juga termasuk bela negara.
Bapak Tandyo juga menyampaikan bahwa ancaman negara selalu berubah, ancaman saat ini bisa membuat kita meninggalkan nilai-nilai ke-Indonesiaan, ini lebih horor dari zaman oenjajahan Belanda dan Jepang masa lalu. Seperti Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia ada 17.000 pulau, dengan isinya yang beragam. Ancamannya itu banyak sekali, karena Indonesia ini negara yang besar, jadi pembelaan negara bisa dilakukan dengan cara berperan aktif melalui pendidikan, moral, sosial, sampai peningkatan kesejahteraan.
Mulai Bela Negara dari Diri Sendiri
Lalu berbeda dengan Karina Nadia yang merupakan Putri Pariwisata 2017, sudah pasti Karina Nadila banyak melakukan traveling. Tapi jalan-jalan dia enggak semata-mata untuk liburan loh. Bergabung dengan komunitas 1000 Guru, Karina melakukan traveling sambil mengajar. Prioritas utama adalah wilayah 3T: Tertinggal, Terluar, dan Terdepan.
Beda lagi dengan cara Dimas Beck dalam menunjukan bela negara-nya. Serbagai pemerhati HIV/AIDS, Dimas melakukan penggalangan dana untuk membangun sekolah di Solo. “Sekolah yang sedang disiapkan dibangun di Solo ini sekaligus menjadi rumah yang menampung anak-anak dengan HIV/AIDS,” tutur Dimas. Tak butuh waktu lama bagi Dimas untuk mengumpulkan dana sebesar 100 juta rupiah. Dalam waktu seminggu hanya kurang 3 juta rupiah lagi untuk mencapai targetnya.